Hello friends,
It’s damn hot right now in Depok!
Mabok – mabok dah gue. Akhir – akhir ini Depok memang gak ada matinya deh, panas sepanas panasnya (apalagi kalau di fotokopian bang Rezza sebelah Kampus G Gunadarma tuh, berasa NERAKA BOCOR disana, huf!) tapi giliran hujan geledeknya gede benerrrr minta ampun dah (sampai – sampai gue tengkurepan di kasur karena takut).
Gue memang manusia yang tidak tahan dengan panas. Entah kenapa kalau lagi panas gitu, rasanya otak nih nggak bisa mikir, badan lemes, berasa capek gitu, bawaan nya pengen tidur aja (alesan nih, apa guenya aja yang emang suka molor yak?). Mungkin emang keturunan dari garis keluarga emak gue kali yak? Si emak juga paling nggak tahan sama yang namanya panas. Mau panas lembab kayak iklim di Indonesia sampai panas kering kayak iklim di Swiss (pas gue kesana kebetulan kan lagi summer tuh) tetep aja nggak tahan. Bawaannya pengen ngadem aja….
Dan sayangnya, kamar kost ku tercinta yang sekarang sudah gue tempati selama… hem mungkin 4 bulanan kali ya, sangat minim dengan pintu dan jendela. Hanya ada satu pintu dan jendela yang menjadi tempat sirkulasi udara yang tak bersirkulasi (ugh!), dan ada satu lubang di plafond yang katanya Bu Haji pemilik kost bakalan di tutup dengan entah apa (apakah kassa atau papan) tapi sampai sekarang gak pernah di tutup – tutup itu lubang geje.
it's creepy when i think one day sadako will showed up! >.<
Apalagi perletakan kamar gue yang ada di barat (udah mojok, mojoknya di barat lagi) yang notabene nya sangat setia disinari oleh matahari siang dan sore, bikin dinding di sisi tempat tidur jadi hot-hot gimana gitu kalau siang – siang dipegang. Berasa sexy deh pokoknya (wtf?).
Untungnya ada penyelamat gue, teman setia gue, yang selalu nemenin gue di kamar kosan selama 24 jam, yaitu si Keppy! Kipas angin gue!
Keppy, sobat sehidup semati
Meskipun terkadang dia suka ngambek dan nggak mau hidup, atau terkadang suka rewel dan berbunyi cekat – cekit sehingga kalau malem jadi berisik, tapi dia tetap setia berputar – putar untuk menciptakan angin sejuk (yang sebenernya tetep aja kalah kalau dibandingkan dengan hawa matahari yang masuk ke kamar gue) demi kelangsungan hidup gue di kostan Bu Haji ini agar nggak sampai mati kepanasan & menjadi tengkorak kering.
Tapi ada satu hal yang unik banget, kalau gue ke beranda (btw kostan gue di lantai 2 men, ada beranda nya. Asik keeeen!) gue akan disuguhi dengan semilir angin – angin sejuk yang bertiup. Sayangnya anginnya itu nggak masuk sampai ke kamar, dan karena nggak mungkin gue tidur – tiduran di beranda karena berandanya kotor, maka jadilah gue tetap terpanggang di kamar.
Tapi jangan salah, kamar gue adalah kamar yang bisa dibilang paling dingin kalau malam hari. HUAUHAUHAUA. Jadi kalaupun gue tidur nggak pakai kipas angin, maka gue akan tetap (Insya Allah) selamat sentosa dalam tidur gue dan nggak akan kepanasan. Gue nggak ngerti juga kenapa bisa begitu. Mungkinkah ada hubungannya dengan letak kamar gue yang di barat ini?
Terus, yang paling asik dari kamar gue adalah view nya!
Gue sangat suka melihat langit malam, melihat bintang, dan benda – benda antariksa di malam hari. Dan apabila gue duduk di pintu kamar gue, maka gue akan mendapatkan the best spot to see the scenery of night and the stars. Asoy bener dah pokoknya, berasa nge-galau di Paris cuy!
spot keramat - bukan nggalau biasa
Inilah kamar kost gue. Ada plus nya dan ada minus nya. Ada nilai positifnya dan ada juga nilai negatifnya. Meskipun terkadang kenegatifannya itu ngebikin gue kesel setengah mati, tapi ketika sisi positifnya datang, gue jadi sangat bahagia.
Mungkin seperti itulah manusia dan kehidupan, ada plus minus nya. Ada sisi positif dan negatifnya. Sepertinya, akan lebih bijaksana bagi gue – dan kita semua – untuk tidak melihat hanya dari satu sisi negative nya aja tapi lihatlah juga dari sisi positifnya.
Kayaknya cukup sekian dulu deh curcol gue kali ini, saatnya ngeluarin aqua dari kulkas. Feels like dehydrate already! See ya guys, can’t wait until the night’s come and write another things to publish!
No comments:
Post a Comment