"Telaaaaaaat!!!" teriak ku pagi itu. Yah sebenernya untuk ukuran normal, jam 6 pagi berangkat sekolah itu belum telat. Tapi bagi ku yang notabene nya berangkat sekolah jam 5.30, jam 6 sudah bisa dibilang sangat telat. Belum lagi klakson dari ayahku. "DYNEEEE, Cepaaaaaat! Sudah jam 6!!" yah, ayah ku memang sangat tepat waktu.
Perkenalkan, namaku Dyne. Siswi kelas XII IPA C di sebuah sekolah swasta di jakarta. Hari ini entah kenapa aku bangun lebih telat dari biasanya. Mungkin karena semalem asik main Farmville di facebook. Mengais ngais kebun orang lain demi mendapatkan koin untuk berkebun.
Yah, aku tau seharusnya aku belajar. Guess what? Pagi ini sekolahku menyelenggarakan ujian semester. Aku sudah belajar sih, tapi yah hanya sekedar buka tutup buku saja. Yang penting sudah belajar. Masalah ingat atau tidaknya urusan belakangan. Toh, akan dapat 'bantuan' dari sekeliling juga. Hahaha. AMIN!
"Hei , Rio!" panggilku sembari turun dari mobil. Orang yang bernama Rio itu langsung menoleh. Dulunya, Rio adalah gebetanku. Aku sudah menyukainya hampir 1 tahun. Tapi semenjak ia menolakku 1 bulan yang lalu, aku mencoba menghilangkan perasaan ku. Yah maksudku, jadi teman sajalah. Toh ia juga tak ada perasaan apa2 kepadaku. Sekarang sih kami sudah seperti teman. Biasa saja.
"Hei, Dyne." sapanya. "Udah belajar matematika, lo?" tanyaku. Rio tersenyum saja."Yah, udah juga sih. Cuma gue juga ga begitu ngerti. Apa lagi 2 bab terakhir. Ga ngartooos.." katanya. Aku tersenyum. "Bahasa Jerman? Gimana?" tanyaku lagi. Rio tertawa. "Hahaha, kalo jerman mah tinggal tebak-tebak aja dah. Ngerti juga nggak." iya juga sih. Siapa pula yang ngerti bahasa itu? Lain halnya kalo lo orang jerman. Hehehe. Lalu Rio berkata,"yuk Dyne, gue duluan ya. Gue di ruang 2 nih. Lo?" "gue ruang 6, yo" jawabku.
Begitu sampai di ruang 6, setelah berdadah ria dengan Rio, disanalah gue ngeliat dia. Si pengganti Rio yang kini mengisi tempat di hati gue. Sebut saja dia Cloudy.
Gue pertama kali jumpa Cloudy di kelas XII IPA C. Yah, kita nggak pernah sekelas sebelumnya. Cloudy itu anaknya gokil. Agak aneh juga kadang2. Dan pedenya se pede-pedenya manusia yang ada di muka bumi. Kadang gue nggak ngerti dia itu gimana. Gue juga gatau kenapa tiba-tiba malah suka ama dia. Yang pasti dia itu baik banget. Dan senyumnya juga manis.
Seperti cerita cinta klasik lainnya, aku juga tau kalo Cloudy sebenernya menyukai orang lain. Yah, ntah lah itu siapa. Tapi aku tau. Terkadang aku berharap bahwa itu aku. Sebenernya bukan terkadang, tapi seringnya sih begitu. Dan sedihnya, cewek yang dia sukai ternyata ada di kelas kita, XII IPA C. Entah itu siapa, aku pun tak tau. Tapi coba kau bayangkan, terkadang mengingat itu saja bikin aku jadi ingin menangis.
Kalau Cloudy dan cewek itu jadian, apa aku bisa tahan melihat mereka?
Tapi jujur aku selalu berharap untuk kebaikan Cloudy. Asalkan dia bahagia, nggak apa-apa.
Dan bel pun berbunyi. Menandakan bahwa waktu ujian dimulai.....
Yah, aku tau seharusnya aku belajar. Guess what? Pagi ini sekolahku menyelenggarakan ujian semester. Aku sudah belajar sih, tapi yah hanya sekedar buka tutup buku saja. Yang penting sudah belajar. Masalah ingat atau tidaknya urusan belakangan. Toh, akan dapat 'bantuan' dari sekeliling juga. Hahaha. AMIN!
"Hei , Rio!" panggilku sembari turun dari mobil. Orang yang bernama Rio itu langsung menoleh. Dulunya, Rio adalah gebetanku. Aku sudah menyukainya hampir 1 tahun. Tapi semenjak ia menolakku 1 bulan yang lalu, aku mencoba menghilangkan perasaan ku. Yah maksudku, jadi teman sajalah. Toh ia juga tak ada perasaan apa2 kepadaku. Sekarang sih kami sudah seperti teman. Biasa saja.
"Hei, Dyne." sapanya. "Udah belajar matematika, lo?" tanyaku. Rio tersenyum saja."Yah, udah juga sih. Cuma gue juga ga begitu ngerti. Apa lagi 2 bab terakhir. Ga ngartooos.." katanya. Aku tersenyum. "Bahasa Jerman? Gimana?" tanyaku lagi. Rio tertawa. "Hahaha, kalo jerman mah tinggal tebak-tebak aja dah. Ngerti juga nggak." iya juga sih. Siapa pula yang ngerti bahasa itu? Lain halnya kalo lo orang jerman. Hehehe. Lalu Rio berkata,"yuk Dyne, gue duluan ya. Gue di ruang 2 nih. Lo?" "gue ruang 6, yo" jawabku.
Begitu sampai di ruang 6, setelah berdadah ria dengan Rio, disanalah gue ngeliat dia. Si pengganti Rio yang kini mengisi tempat di hati gue. Sebut saja dia Cloudy.
Gue pertama kali jumpa Cloudy di kelas XII IPA C. Yah, kita nggak pernah sekelas sebelumnya. Cloudy itu anaknya gokil. Agak aneh juga kadang2. Dan pedenya se pede-pedenya manusia yang ada di muka bumi. Kadang gue nggak ngerti dia itu gimana. Gue juga gatau kenapa tiba-tiba malah suka ama dia. Yang pasti dia itu baik banget. Dan senyumnya juga manis.
Seperti cerita cinta klasik lainnya, aku juga tau kalo Cloudy sebenernya menyukai orang lain. Yah, ntah lah itu siapa. Tapi aku tau. Terkadang aku berharap bahwa itu aku. Sebenernya bukan terkadang, tapi seringnya sih begitu. Dan sedihnya, cewek yang dia sukai ternyata ada di kelas kita, XII IPA C. Entah itu siapa, aku pun tak tau. Tapi coba kau bayangkan, terkadang mengingat itu saja bikin aku jadi ingin menangis.
Kalau Cloudy dan cewek itu jadian, apa aku bisa tahan melihat mereka?
Tapi jujur aku selalu berharap untuk kebaikan Cloudy. Asalkan dia bahagia, nggak apa-apa.
Dan bel pun berbunyi. Menandakan bahwa waktu ujian dimulai.....
No comments:
Post a Comment