Ruanganku beda dengan ruangan cloudy. Aku di ruang 6, dia di ruang 5. Yah, hanya sekedar memberi tau saja.
Ujian pertama, bahasa jerman. Lumayan juga terisi. Sisanya dapat 'fitrah' dari Hanum, Tia, dan Ira. Thanks guys, i lop yu full. Hahaha
Nggak terasa bel udah bunyi lagi. Waktunya ngumpulin. Pasrah.
Aku segera keluar kelas dengan terburu-buru. Mencari Adnan, teman sekelasku yang jawaranya matematika. Tapi dia nggak ditemukan dimana-mana. Uh oh.
Saat itu kulihat Cloudy lagi duduk sama Dhani. Entah ngebahas soal atau ngobrol. Langsung aja kusamperin.
"Cloudy"
Dia tersenyum."Kenapa, Dyn?"
"Cloudy sumpah gue ga ngerti matematika. Ajarin dong" pintaku memelas. Hei, ini bukan pdkt yah. Aku memang bener-bener ga ngerti matematika yang ini.
"Oke" katanya.
Aku dan Cloudy mulai belajar. Hmm. Sepertinya ada yang aneh dari Cloudy. Nggak sebersemangat biasanya anak ini. Kenapa ya? Tapi nggak mungkin juga nanya. Lagi mau serius gini. -_-
Tiba-tiba Dhani dan Danang berteriak-teriak. "Cie cie Dyne - Cloudy.. Tuit tuit" dan anak-anak lain pun mulai mengikuti. Cloudy cuma ketawa-ketawa dengan gaya khasnya. Aku cemberut karena sikon nya lagi ga tepat. Lagi pusing gini di cie-cie in? Kurang kerjaan. Oke itu nggak penting, mari di skip aja.
Bel berbunyi lagi. Yah, Cloudy, see ya. Mari kita berjuang lagi. Kataku dalam hati. Matematika menunggu kita.
Setelah 90 menit perjuangan mengerjakan matematika, aku pun langsung pulang kerumah. Di rumah aku ber-sms dengan Anti, teman curhatku dan teman curhat nya Cloudy. Kenapa bisa bareng gini? Ini ada alasannya....
No comments:
Post a Comment