Pages

Friday, January 6, 2012

Harta, Orientasi Hidup Manusia?

Assalamualaikum Wr. Wb.,
Selamat pagi teman – teman semua. Pagi yang indah di hari Jum’at pertama di Tahun 2012.

Kemarin, gue terima sms dari temen gue yang isinya kira – kira seperti ini :
T (temen) : Put, lu udah ngambil blanko pembayaran belom? Katanya harus ketua kelas yang ambil..
G (gue) : Belom. Besok aja katanya Micha yang mau ambil. Hahahaha.
T : Soalnya tanggal 31 Januari udah terakhir bayar lo.
G : Set dah (dalam hati gw, cepet amat tanggal 31 udah harus bayaran). Yaudah besok gw ambil. Hahahaha.
T : Ya gw kan cuma ngasih tau aja, siapa tau yang lain belom pada tau. Lo mah enak put duit lo banyak, gampang mau bayar. Kalau gue dan anak – anak lain kan mesti nyari – nyari tambahan dulu.

Hmm.. do you see?

Semenjak gue kecil, gue selalu dibilang kayak gitu. Puddy orang kaya. Puddy orang kaya. Tapi ngomong – ngomong bagus juga ya doanya. Amiiin…
Kadang sedih aja gue, oh.. jadi lo menilai gue dari HARTA ya? Bukan dari siapa gue dan kenapa gue disini..

Memang rumah gue gede, besar. Ini juga rumah warisan dari nenek. Gak tau kan lu kalau atapnya udah mulai reyot dan harus segera diperbaiki??

Oke gue pake BB. Gak tau kan lo kalau gue bayarnya cicil sama nyokap? Bukan dibeliin layaknya anak – anak lain. Hahaha.

Oke, itu bukan masalah lagi. Back to topic.

ternyata duit itu sama kayak tisu toilet

Dari kasus diatas aja, bisa kita liat bahwa manusia, masih berorientasi kepada harta, kepada uang. Uang penting, bener kok gue setuju. Hidup jaman sekarang susah kalau nggak ada uang. Tapi haruskah uang menjadi alasan untuk sesuatu yang sebenernya simple? Mengambil blanko pembayaran. That’s the point right?

Gue juga tanya tentang hal ini sama mama. Terus mama bilang gini:
Memang masih banyak manusia yang ber-orientasi kepada uang dek. Itulah tolak ukur mereka; uang, harta, kedudukan, dan lain – lain sebagainya. Tau nggak dek, sebenernya, uang itu ada dimana – mana. Hanya saja uang tidak mendatangi orang – orang yang berpikiran negative dan orang – orang yang sulit. Uang mendatangi orang – orang yang positif, orang - orang yang bersyukur, orang – orang yang bahagia. (dengan sedikit tambahan dari pemikiran gue).

Barusan terpikirkan oleh gue, seandainya manusia lebih bersyukur, seandainya gue merubah diri gue menjadi manusia yang penuh syukur dan lebih berpositif thinking lagi, mungkin bakal banyak uang datang ke gue kali ya? Hahahaha.

Udahlah, bahagia – bahagia aja kita hidup ini. Bersyukur – syukur aja kita. Datangnya rejeki itu sendiri, kan semua dari Allah SWT. Kalau perlu baca tuh bukunya Ippho Santosa yang tentang rejeki – rejeki itu (Jadi ingat, pengen baca ulang ah! Hahahah).

Sekian sharing singkat kali ini, semoga bermanfaat dan membuka pintu mata, hati, telinga, tapi jangan lupa ditutup lagi kalau nggak ntar ada serangga masuk #eaaa

Wassalamualaikum Wr.Wb.

No comments:

Post a Comment