Pages

Monday, July 7, 2014

Konservasi Arsitektur (Setu Babakan) - Gambaran Kawasan Setu Babakan

BAB III
GAMBARAN KAWASAN DAN BANGUNAN CAGAR BUDAYA

3.1 Kategori Lingkungan dan Bangunan Pemugarannya
Secara administratif, situ babakan terletak di kampung kalibata kelurahan srengseng sawah, kecamatan jagakarsa, kotamadya Jakarta selatan. Secar geografis terletak pada 106°48’30’’ BT - 106°49’50’’ dan 06°20’07’’ LS - 06°21’10’’. Situ babakan merupakan situ yang terletak dikawasan perkampungan budaya betawi (PBB), selain situ mangga bolong. Awalnya luas PBB adalah 165 ha dan setelah pemakaran PBB menjadi 289 ha. Luas situ babakan saat ini sekitar 17 ha, ±5,88% dari luas keseluruhan PBB (289 ha).

Gambar 3.1 Peta Setu Babakan
(Sumber : http://miraandrea18.blogspot.com)

Batas fisik wilayah situ babakan adalah : 
  • Sebelah utara jalan Moch. Kahfi II,
  • Sebelah timur jalan desa putra dan jalan mangga bolong timur,
  • Sebelah selatan jalan tanah merah, jalan srengseng sawah dan jalan puskesmas
  • Sebelah barat jalan Moch. Kahfi II

3.2 Langgam Arsitektur
Ada tiga tipe rumah tradisional betawi di situ babakan yaitu Joglo, Gudang, dan Bapang.Jenis dibedakan oleh atap dan lebarnya rumah (Syafwandi et Al, 1996).

a. Rumah Gudang

Rumah Gudang memiliki atap berbentuk pelana atau perisai. Struktur atap rumah gudang tersusun dari kerangka kuda-kuda, yaitu perisai ditambah satu elemen struktur atap, yaitu jure Struktur kuda-kuda yang terdapat pada rumah Gudang sudah mulai tercapatnya batang- tekan miring (dua buah) yang saling bertemu pada sebuah batang tank tegak yamg pada rumah Betawi lazim disebut wider. Sistem seperti ini tidak dikenal pada rumah-rumah tradisional lainnya di Indonesia. Sistem ini merupakan sistem atap yang digunakan oleh orang Belanda di dalam membangun rumah. Pada bagian depan rumah Gudang terdapat sepengaal atap miring yang disebut juga topi atau dak atau markis yang berfungsi menahan cahaya matahari atau tampias hujan pada ruang depan yang selalu terbuka itu. Dak ini ditopang oleh sekor-sekor, baik yang terbuat dari kayu atau besi.

b. Rumah Joglo

Rumah Joglo ini merupakan hasil pengaruh langsung dari arsitektur atau kebudayaan Jawa pada arsitektur rumah Betawi. Pada rumah Joglo Jawa, "integrasi" antara denah, tiang-tiang penopang struktur atap dan struktur atapnya sendiri, sedangkan pada rumah Joglo Betawi unsur ini tidak beaitu nyata. Selain itu pada rumah Joglo Jawa struktur bagian Joglo dari amp disusun oleh sistem struktur temu gelang atau payung, sedangkan pada rumah Joglo Betawi disusun oleh kuda-kuda. Sistem kada-kuda pada rumah Joglo Betawi yakni kuda-kuda "Timur yang tidak mengenal batang-batana diagonal seperti yang terdapat pada sistem kuda-kuda Barat yang diperkenalkan oleh Belanda.

c. Rumah Bapang atau Kebaya

Pada prinsipnya atap rumah Bapang adalah bentuk pelana. Tetapi berbeda dengan atap rumah Gudang, bentuk pelana rumah Bapang, tidak penuh. Kedua sisi luar dari atap rumah Bapang sebenarnya dibeniuk oleh terusan (sorondoy) dari atap pelana tadi yang terletak di bagian tengahnya. Dengan demikian, maka yang berstruktur kuda-kuda adalah bagian atap pelana yang berada di tengah ini. Dalam hal ini, sistem struktur atap yang dipakai adalah sistem kuda-kuda Timur.

Perubahan sosial kemasyarakatan terkait lifestyle Betawi dan pariwisata

Perubahan Sosial Kemasyarakatan Setu Babakan terjadi karena bertambahnya penduduk dan perluasan hunian pada kawasan Setu Babakan, tingginya kebutuhan Hunian hingga adanya pendatang baru pada kawasan Setu Babakan merupakan salah satu faktor penyebab dari perubahan sosial kemasyarakatan kawasan ini, lifestyle Betawi sedikit kehilangan keaslianya dengan banyaknya hunian-hunian baru yang terakomodasi oleh pariwisata, setelah di berlakukanya Pemprov DKI sebagai daerah wisata sesuai Perda No 2 tahun 2005, banyak hunian yang berubah baik dari tipologi bangunan, fungsi maupun ciri visual dari lifestyle Betawi.




Gambar 3.2 Tipologi Hunian Betawi
 (Sumber : http://ghoustanarchzone24.blogspot.com)


Gambar 3.3 Tipologi Hunian Betawi
 (Sumber : http://ghoustanarchzone24.blogspot.com)


Dari uraian penelitian diatas pada akhirnya arsitektur rumah tradisional Betawi akan mengalami trnasformasi desain dalam menyesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat yang ada. Akibatnya tidak mustahil bila mana yang tersisa nantinya adalah ornamen-ornamen atau detail-detail hiasan. Detail yang dimaksud meliputi: daun jendela, daun pintu, langkang dan gigi baling. Empat elemn ini yang pada akhirnya nanti bisa bertahan karena proses seleksi yang masih bias diterapkan dalam bangunan masa kini. Meski mengalami gubahan bentuk.


3.3 Elemen Arsitektural yang Khas
Arsitektur adalah salah satu bentuk hasil kebudayaan suatu masyarakat. Arsitektur juga dapat  memberikan gambaran mengenai hasil kebudayaan lainnya seperti teknologi, kesenian, dll. Di situ babakan, jenis bangunan berarsitektur khas betawi sudah tidak terlihat lagi secara utuh kecuali bagian teras atau serambi yang masih dihadirkan dalam ukuran besar dan seadanya. Pada umumnya masyarakat betawi menambahkan bentuk ornament pada bagian listplank yang memiliki ukuran atau pola tertentu khas betawi pada bangunan rumah karena mudah dan murah.

Gambar 3.4 Detail Arsitektur Betawi
 (Sumber : http://miraandrea18.blogspot.com) 

3.4 Material
Material yang digunakan pada Rumah Betawi di Setu Babakan adalah kayu dan beton. 

http://setubabakan.files.wordpress.com/2011/04/254543_1917999782845_1027527330_31840500_5655666_n.jpg 
Gambar 3.5 Material Arsitektur Betawi
 (Sumber : http://setubabakan.files.wordpress.com)


3.5 Warna  Bangunan
Warna bangunan yang digunakan pada rumah Betawi di Setu Babakan adalah Coklat, Kuning, dan Biru.  Arti dari Warna kuning adalah keceriaan dan warna biru berarti kesejukan. Kesimpulannya, orang Betawi memiliki sifat ceria dan memberikan kesejukan. 

13030393221312242166
Gambar 3.6 Warna Bangunan di Setu Babakan
(Sumber : http://wisata.kompasiana.com)



Sumber : 
http://tugaskab.blogspot.com/2013/01/kampung-betawi-budaya-betawi-ditengah.html
http://setubabakan.wordpress.com/about/
http://miraandrea18.blogspot.com/2013/01/contoh-surat-perjanjian.html
http://wisata.kompasiana.com
http://jakartakita.com
http://ghoustanarchzone24.blogspot.com

1 comment:

  1. Memang benar, arsitektur rumah tradisional di Setu Babakan yang didominasi rumah tradisional Betawi membawa warna tersendiri di kawasan tersebut.
    Kebetulan saya seorang arsitek yang bekerja di salah satu biro arsitek di Jakarta (Arsitek Online). Saya dari sejak kuliah sudah mendalami rumah arsitektur Betawi. Ini patut dilestarikan dan menjadi bahan penelitian. Pemerintah dalam hal ini Pemda harus lebih mengfokuskan pada kelestarian arsitektur budaya rumah tradisional di kawasan ini.

    Sukses selalu,
    Wassalam

    Ajeng Safitri ST.

    ReplyDelete